Kamis, 12 Februari 2015

Gunung Merapi



Lahar dingin disebut juga lahar hujan, yaitu material vulkanis yang telah terguyur air hujan, baik bersuhu tinggi maupun bersuhu normal (Faizah, 2015).
Ketika terjadi erupsi, banyak material vulkanis yang tidak ikut tergelincir dan turun ke bawah, tetapi menumpuk di daerah dekat puncak gunung Merapi. Apabila terjadi hujan lebat di daerah puncak, maka bisa menimbulkan ancaman sekunder bagi daerah di sekitar lereng gunung merapi terutama daerah bantaran sungai, yaitu ancaman banjir lahar dingin.
Diperkirakan saat ini di puncak Merapi masih terdapat tumpukan material sekitar  150 juta meter kubik, yang merupakan hasil dari erupsi tahun 2010. Pusat Vulkanologi Badan Meteorologi dan Geofisika (PVBMG) memperkirakan, material sebanyak itu tak akan habis terbawa arus dalam 3-4 kali musim hujan. (http://blog-apa-aja.blogspot.com)
Ketika meluncur dari puncak Merapi, material ini berupa material piroklastik yang menyebabkan terbentuknya awanpanas. Isinya terdiri atas batuan berukuran bongkah, kerakal, kerikil, pasir hingga debu panas. Setelah di daerah produksi ini terkena hujan maka di daerah transportasi di lerengnya akan memiliki energi sangat tinggi yang mampu merusak apa saja yang dilewatinya. Seterusnya ketika sampai dibawah maka akan terjadi proses sedimentasi dari pasir-pasir ini sebagai endapan material vulkanik yang sering kita lihat di tebing-tebing sungai ditengah  perkotaan Jogja. (http://rovicky.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar