Minggu, 30 September 2012
Minggu, 09 September 2012
EKSPEDISI ZOOXANTHELLAE XI BY: DIKLAT XXIX
PENDAHULUAN
Ekosistem terumbu karang
merupakan suatu keunikan asosiasi atau komunitas lautan yang seluruhnya
dibentuk oleh kegiatan biologis. Kepulauan Kayoa memiliki ekosistem terumbu
karang merupakan salah satu pulau yang terdapat di daerah Halmahera Selatan.
Halmahera memiliki lebih dari 1000 km2 luas hamparan ekosistem
terumbu karang dari luas wilayah 17.780 km2. Halmahera memiliki
potensi terumbu karang yang tinggi, terutama ditinjau dari titik geografis dalam
segitiga terumbu karang dunia.
KUALITAS AIR DI KEPULAUAN KAYOA
Parameter fisika dan kimia
perairan ketika pengamatan mendukung kelangsungan hidup ekosistem terumbu
karang. Kondisi suhu relatif hangat antara 28o-32oC.
Derajat keasaman berkisar 7-8. Kecerahan 100% hingga dasar perairan karang
tumbuh pada pengamatan. Salinitas berkadar 27-33 dengan oksigen terlarut
tergolong baik pada baku mutu air laut. Adapun kecepatan arus berkisar 0,06
m/s.
STRUKTUR KOMUNITAS BENTIK TERUMBU
DI KEPULAUAN KAYOA
Komunitas bentik terumbu di
Perairan Kayoa didominasi oleh karang mati berupa dead coral with algae dan
patahan karang. Indeks mortalitas karang yang tinggi disebabkan oleh tingginya
persentase tutupan karang mati terutama substrat patahan karang mewakili 34%
dari keseluruhan total. Besarnya nilai
patahan karang dan rendahnya persentase tutupan karang keras disebabkan adanya
tekanan yang berlebih terhadap ekosistem terumbu karang sehingga mengganggu
keberadaan ekosistem tersebut.
STRUKTUR KOMUNITAS IKAN TERUMBU
DI KEPULAUAN KAYOA
Pengamatan ikan terumbu di
Kepulauan Kayoa ditemukan adanya ketersediaan stok ikan jenis omnivore yang
sangat tinggi dibandingkan dengan ikan jenis trophic level lainnya. Pada umumnya ikan jenis herbivore dan
karnivora tergolong ikan-ikan yang dibutuhkan bagi konsumen tingkat tinggi
masih dalam stok rendah sehingga stok ikan secara umuum pada area ini belum
cukup baik.
KEANEKARAGAMAN DAN POTENSI
KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS DI KEPULAUAN KAYOA
Peran penting dari makrozoobentos
sebagai rantai penghubung dalam aliran siklus energy, dimanaatkan sebagai obat,
pembatas bagi beberapa biota bentik terumbu dan konsumen secara umum. Dominansi
Subfilum Tunikata disebabkan adanya racun vanadium untuk menghindari penempelan
epibiota di tubuh mereka sehingga Tunikata mampu menginvasi karang yang masih
hidup.
POTENSI PENGEMBANGAN WISATA SELAM
DI PERAIRAN KAYOA
Titik pengamatan pada Kepulauan
Kayoa memiliki potensi yang cukup baik namun diperlukan upaya perlindungan
karena kondisi ekosistem terumbu karang saat ini masih belum tepat dijadikan
tempat wisata. Adapun titik penyelaman di Pulau Lelei memiliki kesesuaian
hingga 70% baik utara dan selatan keberadaan pulau.
REKOMENDASI PENGELOLAAN EKOSISTEM
TERUMBU KARANG
Pengukuran
parameter pada Ekspedisi Zooxanthellae XI pada parameter biologi, fisika, kimia
dan sosial-ekonomi memiliki keterkaitan erat. Kontrol pada kegiatan masyarakat
pesisir akan memberikan keuntungan baik bagi ekosistem terumbu karang itu
sendiri maupun bagi masyarakat sekitar dan pemerintah.Jumat, 17 Agustus 2012
Selasa, 26 Juni 2012
KOMUNIKASI ANAK
1.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Anak merupakan
sumberdaya insani muda usia yang membutuhkan perhatian orang dewasa. Perhatian
tersebut mengarahkan anak kepada proses pertumbuhan dan perkembangan yang baik
sebagai seorang anak. Kelak diharapkan menjadi anak yang tumbuh dan berkembang
sesuai kebutuhannya. Orang dewasa yang memperhatikannya adalah orang-orang yang
terdekat dengan kehidupan anak, yang selalu memperlihatkan kasih sayang dalam
memenuhi kebutuhan anak.
Anak juga
merupakan generasi penerus keluarga yang perlu dipersiapkan sejak dini. Harapan
keluarga agar kelak menjadi manusia yang berkualitas sesuai dengan cita-cita
bangsa.
Sehubungan
dengan hal tersebut, interaksi antara orangtua dan anak dipandang sangat
menentukan dasar pembekalan pada seorang anak. Agar proses tumbuhkembang anak
terjamin dan berlangsung secara optimal. Kebutuhan dasar anak di tingkat
keluarga harus terpenuhi. Kebutuhan dasar tersebut meliputi kebutuhan akan
perhatian dan kasih sayang orangtua maupun anggota keluarga lainnya.
Lingkungan pertama dan utama yang dapat
mengarahkan seorang anak untuk menghadapi kehidupannya adalah keluarga. Melalui
keluarga, anak dibimbing untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitasnya serta
menyimak nilai-nilai sosial yang berlaku. Keluarga pulalah yang memperkenalkan
anak kepada lingkungan yang lebih luas, dan ditangan keluargalah anak
dipersiapkan untuk menghadapi masa depannya dengan segala kemungkinan yang
timbul.
Perilaku anggota
keluarga terhadap anak yang baik memberikan hasil yang baik pula terhadap
perilaku anak. Anak berkembang tanpa harus merasakan tekanan secara mental.
Tekanan mental dapat diakibatkan karena kesalahan komunikasi yang dilakukan
oleh orangtua atau anggota keluarga lainnya. Berdampak kepada kepribadian anak
secara keseluruhan.
B.
Pembatasan
masalah
Permasalahan komunikasi
anak sangat banyak, terutama masalah komunikasi dari keluarga dan lingkungan. Perkembangan
anak menambah intensitas komunitas dengan orang disekitarnya. Makalah ini
membatasi pada masalah yang di temukan pada anak usia dini.
C.
Perumusan
Masalah
Komunikasi
keluarga telah menjadi bidang studi yang bisa diidentifikasi dalam disiplin
ilmu komunikasi. Komunikasi keluarga mengadopsi ilmu lain seperti sosiologi dan
psikologi. Salah satu ilmu lain tersebut yaitu ilmu psikologi untuk
menganalisis pengaruh pola komunikasi keluarga dalam fungsi sosialisasi
keluarga terhadap perkembangan anak. Komunikasi yang menjadi perhatian adalah
komunikasi antar pribadi antara orangtua dan anak.
Anak adalah
pewaris, penerus dan calon pengemban bangsa. Secara lebih dramatis dikatakan
bahwa anak merupakan penanaman modal sosial ekonomi suatu bangsa. Dalam arti
individual, anak bagi orangtuanya mempunyai nilai khusus yang penting pula.
Dalam kedua aspek tersebut yang diharapkan adalah agar anak dapat tumbuh dan
berkembang sebaik-baiknya sehingga kelak menjadi orang dewasa yang sehat secara
fisik, mental dan psikososial sebagai sumberdaya manusia yang berkualitas.
Tahun-tahun
pertama kehidupan anak merupakan kurun waktu yang sangat penting dan kritis,
tumbuhkembang fisik, mental dan psikososial berjalan demikian cepatnya sehingga
keberhasilan tahun-tahun pertama untuk sebagian besar menentukan hari depan
anak. Kelainan/penyimpangan apapun apabila tidak diintervensi secara dini
dengan baik dan tidak terdeteksi secara nyata, maka membutuhkan perawatan yang
bersifat purna seperti; promotif, preventif dan rehabilitatif.
Periode masa
kehidupan balita merupakan periode kritis. Apabila lingkungan menunjang maka
anak tersebut akan mulus melalui periode kritis ini dan ia bahkan mendapatkan
nilai tambah. Sebaliknya apabila lingkungannya tidak mendukung maka
tumbuhkembang anak akan terhambat, dengan berpandangan prospektif positif dapatlah
dikatakan bahwa periode kritis ini merupakan masa/tahun keemasan dan dengan
demikian sudah selayaknya dimanfaatkan secara maksimal dengan memberikan
peluang untuk mengoptimalisasi tumbuhkembang anak.
Makalah ini mengambil kasus tentang komunikasi anak terutama di keluarga.
Timbul asumsi awal bahwa komunikasi anak dapat berbeda tergantung kosakata
bahasa dan usia pada anak usia dini. Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan
yang diajukan adalah ”Seperti apa komunikasi pada anak usia dini?
Dari pertanyaan penelitian tersebut dirumuskan pertanyaan-pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Apa sebenarnya komunikasi pada anak usia dini?
2. Berapa kata dan apa saja yang dikomunikasikan anak usia dini?
3. Apa saja macam-macam dan faktor komunikasi anak usia dini?
4. Bagaimana tehnik berkomunikasi dengan anak usia dini?
D.
Tujuan Makalah
Secara umum makalah ini bertujuan untuk mempelajari komunikasi anak usia
dini, sedangkan secara khusus tujuan makalah adalah:
1. Mengetahui komunikasi anak usia dini.
2. Mengetahui penggunaan kata-kata pada anak usia dini.
3. Mengetahui macam-macam dan faktor komunikasi anak usia
dini.
4. Mengetahui tehnik berkomunikasi dengan anak usia dini.
E.
Manfaat Makalah
Makalah
ini didasarkan pada perhatian terhadap komunikasi anak dan mengidentifikasi
beberapa faktor antara lain: kata-kata, macam-macam, dan faktor komunikasi anak
usia dini. Selain itu makalah ini diharapkan dapat mempunyai manfaat bagaimana
orangtua ataupun guru memiliki tehnik berkomunikasi pada anak usia dini.
2.
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
i.
Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses yang melibatkan
usaha-usaha untuk mengelompokkan, memilih-milih
dan mengirimkan lambang-lambang sedemikian rupa yang dapat membantu seorang
pendengar atau penerima berita mengamati atau menyusun kembali dalam fikirannya
arti atau makna yang terkandung dalam fikiran komunikator. Komunikasi adalah usaha, tingkah laku atau kegiatan penyampaian
informasi mengenai pikiran, makna atau perasaan. Komunikasi merupakan proses di mana informasi disampaikan pada orang
lain melalui simbol-simbol,tanda-tanda atau tingkah laku (Perawatmaju, 2011).
ii.
Anak
Anak adalah makhluk individu yang berada dalam lingkungan sosial.
Perkembangan anak dari bayi sampai dewasa merupakan proses interaksi dengan
lingkungannya. Anak sebagai makhluk individu dan makhluk social diharapkan
dapat beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Moleong, 2004)
Pada usia 2 – 6 tahun, tahapan perkembangan anak termasuk pada fase
pre-operasional konkrit (Hurlock, 1996). Oleh karena itu, dalam setiap
aktivitas pembelajaran dan proses komunikasi dengan anak usia dini dituntut
untuk selalu menggunakan kalimat-kalimat efektif. Pendidik harus bisa
menggunakan bahasa/kata-kata positif ketika berinteraksi dengan anak.
Anak merupakan aset keluarga yang harus dijaga dengan
baik, kelak anak-anak kita akan menjadi aset bangsa dan negara, yang akan
menentukan masa depan bangsa dan negara tersebut, sehingga diperlukan bimbingan
dan pengawasan yang baik serta ketat untuk menghasilkan penerus-penerus yang
bermoral baik, berwawasan jauh serta paham akan fungsinya sebagai generasi
penerus.
iii.
Komunikasi Anak
Komunikasi anak yaitu usaha, tingkah laku atau kegiatan penyampaian informasi mengenai
pikiran, makna atau perasaan pada anak terutama anak usia dini. Komunikasi di keluarga, peran orangtua menjadi sangat
penting kualitas komunikasi anak sangat
dipengaruhi oleh sejauh mana orangtua berkomunikasi kepadanya. Komunikasi akan
sukses apabila orangtua memiliki kredibilitas di mata anaknya. Komunikasi dalam
keluarga dapat berlangsung secara timbal balik dan silih berganti, bisa dari
orangtua ke anak atau anak ke orangtua, atau anak ke anak. Dalam komunikasi
keluarga tanggung jawab orangtua adalah mendidik anak, maka komunikasi yang
terjadi dalam keluarga bernilai pendidikan. Ada sejumlah norma yang diwariskan
orangtua kepada anak misalnya norma agama, norma akhlak, norma sosial, norma
etika, dan juga norma moral (Bahri, 2004 dalam
Fajarwati, 2011).
B.
Kata-Kata
dalam Komunikasi Anak
i.
Perbendaharaan kata
Berdasarkan
bentuk dan makna (yang diucapkan dan dimengerti) hanya kosakata bicara,
kosakata komprehensi tidak dihitung, (sebab memang tidak mungkin dihitung)
ada
beberapa kasus pemaknaan kata pada anak;
kata
tugas muncul kemudian, lebih dahulu nomina dan verba
Jumlah &
jenis kosakata anak tidak sama, tergantung pada inteligensi anak, pajanan yang
diberikan, dan intensitas interaksi verbal.
Tabel 1. Usia dan
jumlah kosakata anak usia 1 sampai 8 tahun.
Usia (Tahun)
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
Jumlah Kata
|
4-20
|
500-200
|
2-4 ribu
|
4-6 ribu
|
5-8 ribu
|
10-12 ribu
|
± 16 ribu
|
± 20 ribu
|
Jumlah kosa kata
yang diakuisisi anak sebelum 2 tahun sekitar 50 kata. Jumlah ini akan meledak
begitu orang dewasa berkomunikasi dengan kata-kata riil dan mampu menafsirkan
kata-kata anak. Jika tidak, anak akan memfokuskan pada “parole” dan hal itu
berefek pada keinginannya untuk berkomunikasi. Setelah usia ini, anak akan
mengakuisisi 50 kata per bulan dan pada akhir TK akan mencapai 8000 hingga
14.000 kata. Setelah usia 6 tahun, kosakata anak berkembang sangat pesat (20-50
kata perhari), karena mereka :
Σ mulai dapat
mengambil perspektif ,
Σ mulai memahami
konsep bagian dan kesatuan,
Σ tahu sinonim,
antonim
Σ pandai
mengekspresikan diri;
Σ baik dalam
komprehensi, bernalar, dan memcahkan masalah
Σ belajar
mempengaruhi pikiran orang lain
Σ peka terhadap
humor, plesetan, permainan kata-kata, tebak-tebakan
Σ adakalanya
masih berjuang menyempurnakan sintaksis
ii.
Panjang kalimat
selaras dengan angka tahun umurnya, misal, 1 tahun 1 kata/kalimat
dihitung jumlah morfem dalam 100 kalimat : jumlah kalimat
iii.
Percakapan
<
3 tahun anak masih terus berganti-ganti topik dalam 1 kali percakapan
ketahanan terhadap topik meningkat setelah usia 4 tahun
anak
belum memahami betul pragmatika bahasa
muncul tuturan privat
iv.
Presentasi lisan
Dipengaruhi oleh pemerolehan fonem dan fona : cadel atau tidak
Dipengaruhi ada tidaknya gangguan berbahasa : gagap
Perkembangan
presentasi lisan
- mendekut
- meraban non
komunikatif
- meraban
komunikatif (protodeklaratif dan protoimperatif)
-
vokal-konsonan, konsonan-vokal (lebih dahulu bilabial : b, m, p)
- suku kata
ultima (akhir) (suku awal masih sulit diucapkan)
- kalimat satu
kata (masih substitusi bunyi dental: [k] pada awal>[t]; [ɖ] > [d]
- kalimat 2 kata
(telegrafik)mengalami kesulitan mengucapkan bunyi tril, klaster, dan
mendelisikannya
- kalimat tiga
kata dan seterusnya (adakalanya masih mengalami substitusi untuk tril [r] dan
klaster [str], [kr])
v.
Perilaku nonverbal
menirukan perilaku berbicara orang dewasa
menggerak-gerakkan tangan secara berlebihan atau sebaliknya;
adakalnya belum dapat membuat gesture yang tepat;
proksemik harus dekat, tidak nyaman dengan proksemik standar
vi.
Kompleksitas sintaksis
kalimat satu kata berkembang ke kalimat tunggal
kalimat majemuk setara (lalu, terus) usia 3 tahun
kalimat majemuk bertingkat, usia 5 tahun
kalimat majemuk sempurna (tanpa kekeliruan), setelah 7 tahun
vii.
Cara mengatur pikiran
bahasa digunakan anak untuk berpikir, membentuk konsep, mengingat, dan memecahkan
persoalan;
mana
yang didahulukan anak? Pivot grammar, SV atau VS? Umumnya SV
anak
mendahulukan sapaan, verba, atau nomina subjek? (umumnya anak menggunakan
sapaan atau panggilan sebelum berbicara)
viii.
Kecenderungan anak belajar berbicara
1) Berbicara
merupakan sarana utama dalam bersosialisasi. Anak yang mudah berkomunikasi
lebih mudah mengadakan kontak sosial dan lebih mudah diterima (sebagai anggota
kelompok)
2) Berbicara
merupakan sarana untuk memperoleh kemandirian. Anak yang tidak dapat
mengemukakan keinginan akan selalu dibantu dan belum dianggap mandiri. Hal ini
menghambat anak menjadi percaya diri dan mandiri. (Musfiroh, 2005)
- Macam-Macam dan Faktor Komunikasi Anak
Komunikasi adalah kombinasi dari penggabungan tingkah
laku verbal dan non verbal dengan tujuan untuk memberikan informasi (Arnold dan
Boggs, 2007 dalam Musfiroh, 2005). Komunikasi
verbal dihubungkan dengan penggunaan kata yang memerlukan mekanisme psikologis
dan kognitif. Sedangkan komunikasi non verbal adalah semua bentuk komunikasi
selain berbahasa (Sundeen et al,
1985). Dengan komunikasi, manusia dapat menyampaikan maksud dan tujuan yang
ingin dicapainya. Proses komunikasi akan melibatkan perilaku dan hubungan yang
memungkinkan individu berhubungan dengan orang lain dan dengan lingkungan
sekitarnya (Potter dan Perry, 1997).
Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi dengan anak usia dini yaitu pendidikan, pengetahuan, sikap, usia tumbuh kembang, status kesehatan anak,
sistem sosial, saluran, dan lingkungan (Perawatmaju, 2011).
- Tehnik Berkomunikasi dengan Anak
i.
Melalui orang lain atau pihak
ketiga
Menghindari berkomunikasi langsung dengan
melibatkan orangtua secara langsung yang berada di sampingnya.Selain itu dapat
digunakan dengan mengomentari tentang mainan, baju yang sedang dipakainya serta
lainnya, dengan catatan tidak langsung pada pokok pembicaraan.
ii.
Bercerita
Dengan cara ini, pesan yang akan disampaikan dengan
mudah dapat diterima oleh anak mengingat anak sangat suka dengan cerita, tetapi
cerita yang disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang disampikan yang
dapat diekspresikan melalui tulisan atau gambar.
iii.
Memfasilitasi
Dalam memfasilitasi, kita
harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak
harsanak harus diberikan respon terhadap pesan yang disampaikan melalui
mendengarkan dengan penuh perhatian.
iv.
Biblioterapi
Pemberian buku atau majalah
dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan. Dengan menceritakan isi buku
atau majalah sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada anak.
v.
Meminta untuk menyebutkan
keinginan
Meminta anak untuk menyebutkan keinginan sehingga
dapat diketahui berbagai keluhan yang didapatkan dan keinginan tersebut dapat
menunjukkan perasaan dan pikiran saat itu.
vi.
Pilihan pro dan kontra
Mengajukan pada situasi
yang menunjukkan pilihan positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.
vii.
Penggunaan skala
Penggunan skala atau
peringkat ini dapat digunakan dalam mengungkapkan perasaan sakit pada
anak,cemas,sedih dan lain-lain dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan
perasaannya.
viii. Menulis
Melalui tehnik ini anak dapat mengekspresikan
dirinya baik pada keadaan sedih, marah atau yang lainnyadan biasanya banyak
dilakukan pada anak yang jengkel, marah dan diam.
ix.
Menggambar
Menggambar juga dapat digunakan untuk mengungkapkan
ekspresinya, perasaan jengkel marah biasanya dapat diungkapkan melalui gambar
dan anak akan mengungkapkannya apabila ditanyakan tentang maksud dari
gambarnya.
x.
Bermain
Merupakan alat efektif
dalam membantu anak untuk berkomunukasi, hubungan interpersonal antara anak,
perawat dan orang di sekitarnya dapat terjalin, dan pesan-pesan dapat
disampaikan.
3. PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi
anak yaitu usaha, tingkah laku atau
kegiatan penyampaian informasi mengenai pikiran, makna atau perasaan pada anak
terutama anak usia dini. Jumlah & jenis kosakata anak tidak sama,
tergantung pada inteligensi anak, pajanan yang diberikan, dan intensitas
interaksi verbal.
Komunikasi
adalah kombinasi dari penggabungan tingkah laku verbal dan non verbal dengan
tujuan untuk memberikan informasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi dengan
anak usia dini yaitu pendidikan,
pengetahuan, sikap, usia tumbuh kembang, status kesehatan anak, sistem sosial, saluran, dan lingkungan.
Tehnik
berkomunikasi dengan anak usia dini dapat melalui
orang lain atau pihak ketiga, bercerita, memfasilitasi, biblioterapi, meminta untuk menyebutkan keinginan, pilihan pro dan kontra, penggunaan
skala, menulis, menggambar, dan bermain.
B.
Saran
Saran
dari makalah ini untuk makalah selanjutnya lebih memperdalam bahasan mengenai
anak usia dini dengan batasan umur. Batasan umur ini mempermudah menyikapi
sikap dan tehnik komunikasi anak usia dini tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Fajarwati, Mila. 2011. Pola
Komunikasi Orang Tua dengan Anak Remaja dalam Berinternet Sehat di Surabaya.
FISIP UPN. Surabaya.
Hurlock, E.
1996. Perkembangan Anak. Erlangga.
Jakarta.
Moleong, L. J.
2004. Teori dan Aplikasi Kecerdasan Jamak
(Multiple Intelligences). Pasca
Sarjana UNJ. Jakarta.
Musfiroh, T.
2005. Perkembangan Bahasa dan Komunikasi pada Anak Usia Dini. Universitas
Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Perawatmaju. 2011. Komunikasi pada Anak
dan Keluarga.
Potter, P. A. dan Perry, A. G. (1997). Fundamental
of nursing: concepts, process, and practice. 4th Ed. (Terj. Yasmin Asih,
et.al.). Jakarta: EGC.
Sundeen, Sandra J., Stuart, Gail Wiscarz.,
Rankin, Elizabeth DeSalvo., & Cohen, Sylvia Ann. (1985). Nurse- client
interaction implementing the nursing process (3th ed.). St. Louis: C.V.
Mosby Company.
disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Komunikasi
oleh: Kelompok
II
1. Ludvi
Kamalikasari
2. Fitri
Auliah S
3. Erma Hermawati
4. Devi Nurhayati
5. Rr. Dian Novita A
Langganan:
Postingan (Atom)