Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi,
dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3 (Angel dan Wolseley, 1992). Air
terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan, dan salju. Air
tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah (ground water), dan gunung es (glacier).
Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus
hidrologi yang berlangsung secara kontinu.
Sifat Air
Air memiliki karakteristik yang khas yang
tidak dimiliki oleh senyawa kimia yang lain. Karakteristik tersebut adalah
sebagai berikut (Dugan, 1972; Hutchinson, 1975; Miller, 1992).
1. Pada kisaran suhu yang sesuai bagi kehidupan, yakni 0o C
(32o F) – 100o C, air berwujud cair. Suhu 0o C
merupakan titik beku (freezing point)
dan suhu 100o C merupakan titik didih (boiling point) air. Tanpa sifat tersebut, air yang terdapat di
dalam jaringan tubuh makhluk hidup maupun air yang terdapat di laut, sungai,
danau, dan badan air yang lain akan berada dalam bentuk gas atau padatan;
sehingga tidak akan terdapat kehidupan di muka bumi ini, karena sekitar 60% -
90% bagian sel makhluk hidup adalah air (Pecl, 1990).
2. Perubahan suhu air berlangsung lambat sehingga air memiliki sifat
sebagai penyimpan panas yang sangat baik. Sifat ini memungkinkan air tidak
menjadi panas atau dingin dalam seketika. Perubahan suhu air yang lambat
mencegah terjadinya stress pada
makhluk hidup karena adanya perubahan suhu yang mendadak dan memelihara suhu
bumi agar sesuai bagi makhluk hidup. Sifat ini juga menyebabkan air sangat baik
digunakan sebagai pendingin mesin.
3. Air memerlukan panas yang tinggi dalam proses penguapan. Penguapan
(evaporasi) adalah proses perubahan air menjadi uap air. Proses ini memerlukan
energi panas dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, proses perubahan uap air
menjadi cairan (kondensasi) melepaskan energi panas yang besar. Pelepasan
energi ini merupakan salah satu penyebab mengapa kita merasa sejuk pada saat
berkeringat. Sifat ini juga merupakan salah satu factor utama yang menyebabkan
terjadinya penyebaran panas secara baik di bumi.
4. Air merupakan pelarut yang baik. Air mampu melarutkan berbagai jenis
senyawa kimia. Air hujan mengandung senyawa kimia dalam jumlah yang sangat
sedikit, sedangkan air laut dapat mengandung senyawa kimia hingga 35.000
mg/liter (Tebbut, 1992). Sifat ini memungkinkan unsure hara (nutrien) terlarut
diangkut ke seluruh jaringan tubuh makhluk hidup dan memungkinkan bahan-bahan
toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup dilarutkan untuk
dikeluarkan kembali. Sifat ini juga memungkinkan air digunakan sebagai pencuci
yang baik dan pengencer bahan pencemar (polutan) yang masuk ke badan air.
5. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Suatu cairan dikatakan
memiliki tegangan permukaan yang tinggi jika tekanan antar-molekul cairan
tersebut tinggi. Tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan air memiliki sifat
membasahi suatu bahan secara baik (higher
wetting ability). Tegangan permukaan yang tinggi juga memungkinkan
terjadinya system kapiler, yaitu kemampuan utnuk bergerak dalam pipa kapiler
(pipa dengan lubang yang kecil). Dengan adanya system kapiler dan sifat sebagai
pelarut yang baik, air dapat membawa nutrient dari dalam tanah ke jaringan
tumbuhan (akar, batang, dan daun). Adanya tegangan permukaan memungkinkan
beberapa organisme, misalnya jenis-jenis insekta, dapat merayap di permukaan
air.
6. Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketika membeku.
Pada saat membeku, air merenggang sehingga es memiliki nilai densitas
(massa/volume) yang lebih rendah daripada air. Dengan demikian, es akan mengapung
di air. Sifat ini mengakibatkan danau-danau di daerah yang beriklim dingin
hanya membeku pada bagian permukaan (bagian di bawah permukaan masih berupa
cairan) sehingga kehidupan organism akuatik tetap berlangsung. Sifat ini juga
dapat mengakibatkan pecahnya pipa air pada saat air di dalam pipa membeku.
Densitas (berat jenis) air maksimum sebesar 1 g/cm3 terjadi pada
suhu 3,95o C. Pada suhu lebih besar maupun lebih kecil dari 3,95o
C, densitas air lebih kecil dari satu (Moss, 1993; Tebbut, 1992).
Pustaka. Effendi Hefni, Telaah Kualitas Air
Thanks foto: Hikmah+Ludvi
izin copy bro,ada tugas.
BalasHapusnice post.